Apa hayo kawan? Apa yang kalian pikirkan tentang “tersesat”.
Terjerumus pada hal yang tidak baik kah? Atau mungkin tak normatif?
Kalau kataku kawan, tersesat itu adalah masa ketika kita kita tak tahu dimana kita berada.
Tersesat dalam kebaikan, apa bisa? Bisa saja kawan, kalau kita tak tahu dimana kita berada.
Kalau tersesat dalam keburukan? Nah ini yang lebih sering kita temui.
Ketersesatan itu kawan, membuat kita melakukan banyak hal, contoh kecilnya adalah bertanya pada orang yang tahu. Sekalipun ia adalah orang yang pendiam dan sering malu bertanya pada orang, suatu ketika jika orang tersesat sendirian, ia akan ‘terpaksa’ bertanya pada orang-orang agar ia tidak tersesat lagi. Akhirnya kita tahu dimana kita berada, dan kalau kita tersesat di jalan yang bukan menuju tujuan kita, kita kan mencari jalan untuk bisa kembali.
Hikmah yang saya ambil adalah “Semakin sering kita tersesat, semakin tahu kita tentang banyak jalan” Asal setelah kita tersesat kita mau mencari tahu dimana kita berada, dan harus kemana lagi kita berjalan agar tetap bisa mencapai tujuan.
“Apakah orang yang berada dalam keadaan yang sering kita katakan “buruk” dia selalu “tersesat”?
Kataku “TIDAK” lagi kawan, ada dua criteria dalam hal ini. Kalau ia tidak tahu bahwa ia berada dalam keburukan, itu namanya “tersesat”, dan orang seperti ini perlu kita beritahu dimana ia sedang berada. Tapi kalau ia tahu dimana ia berada, menurut saya bukan tersesat namanya, tapi “pilihan”.
Kadang kita perlu disesatkan lho dalam kebaikan, hehehe (^_^), selamat menyesatkan diri kawan, kemanapun, asal setelah itu kita belajar, semakin tahu banyak jalan, dan setelah itu kita membuat pilihan.
_aiu
No comments:
Post a Comment